Ini Wujud Senyum Lengkung Cukup Lama







Diperingatkan jika ingin membaca tulisan ini cukup kedipkan mata dan lakukan yoga

Sambungan postingan sebelumnya, hari ini cukup menemukan contoh yang konkret di acara penanaman Kehutanan angkatan 2017 di KHDTK UGM di Getas, Ngawi, Jawa Timur. Bahwa setiap orang tak peduli siapa karena apa dan sebab apa siap adalah hal wajib, bukan sunah, bukan lagi ketergantungan pada satu dua orang.

Sebuah perjalanan yang dilakukan wajarnya adalah dengan tujuan jelas, setidaknya sampai titik mana ia ingin bernafas lebih lama. Sampai mana perjalanannya akan dijeda untuk beristirahat sebentar saja. Lekas tentukan mimpi dan tujuan lengkap dengan niatnya. Simpan di saku dan bungkus daun pisang bila perlu.

Sebab rentetan niat demi tujuan telah terbuat. Kita beranjak pada langkah selanjutnya. Niat yang kita buat adalah sisi kesubjektifan pribadi untuk menentukan apa-apa yang menurut kita baik, belum sampai menurut semesta dan Allah baik. Maka dari itu jalani langkah-langkah pada  tujuan yang kita buat dengan senyum sebagai wujud syukur dan berkeringat untuk sebuah kesungguhan usaha. Penutupnya adalah khusyuk hati yang melantunkan doa sakti pada Sang Kuasa.

Walau niat teelah menjadi sebuah booklet cantik, dihias sana-sini. Terkadang ada juga yang perlu dirubah sewaktu-waktu. Misal semesta batuk dan kita terlempar pada situasi yang membuat diri mengambil keputusan yang diharap bijak, atau memilihkan makanan ringan untuk teman, sekedar menentukan makan bakso atau mie ayam yang keduanya dilihat dari sisi positif dan negatifnya berimbang, juga semuanya adalah makanan kegemaran. Satu langkah pasti sebab usaha telah menjadi peluh dan pilihan lorong jalan ada di depan mata. Hanya cukup berhenti untuk jeda, pejamkan mata biarkan hati berbicara pada Penciptanya.

Apa-apa yang telah terjadi di masa depan dari hari ini sebagai wujud bahan yang patut disyukuri. Maka nnikmati makanan di meja hari ini, untuk puluh-puluh tahun ke depan yang perlu kita pikir hanya masih makan, bukan dengan apa kita makan. Lebih pada dengan siapa nantinya kita akan makan.

Perjalanan Jogja-Getas memberi stimulan pada apa yang direncanakan tanpa persiapan adalah kegoblokan dan perencanaan yang tidak menyertakan Allah di sana adalah kekosongan. Lebih dari teknis keduniawian perjalanan ini mengisi dan menukari isi jiwa. Memberikan lengkung senyum yang lama dengan tanpa paksaan. Sebab segala pisuhan dan ejekan adalah lem sebagai perekat hubungan persaudaraan. Detail langkahnya adalah sebuah alasan untuk tetap bersyukur dan bersenang-senang.

Komentar

Postingan Populer